Puitis

Oh..
Siapa kah itu yang bersembunyi,
penuh tekun dan sabar menanti,
musim berganti musim,
masanya tetap bersemi,
terterap di dalam mimpi.

Jauh..
Tak hilang dari pandangan,
berdakap dalam kenangan,
masanya tak kan pergi,
juga tak akan kembali.

Oh idaman..
Seputih mana suci mu,
sebersih mana jiwamu,
tak kan berhak memilikimu,
sungguh jauh dari racunku.

Serba puitis..
Kemanisan secangkir madu,
dihiris sebiasa sembilu,
terbias dalam pancainderamu,
tak kan serupa tika dulu.

Mana mungkin kau mengerti,
isi hati dan fantasi,
kerna aku sudah berhenti,
ia akan ku perangi..

Bukakan mataku

Jangan mudah melafaz apa,
adakah tempatmu akan ke sana,
renungkan perbuatan apa adanya,
sudahkah pasti akan cukupnya?

Takut kiranya jatuh ternoda,
terbayang aku untuk memiliknya,
Layakkah aku menatang bahtera,
langsung tak mahu menjeling bawahnya.

Aku sering lupa dan leka,
kala bermain bergurau senda,
Jalan ini tak pernah akan sepi,
hanya kita yang memberi erti.

Banyak persimpangan ramai terhenti,
meluru ke arah apa yang pasti,
namun siapa tercapai destinasi,
banyak sudah tersadai ke tepi.

Ya tuhan ku, tenangkanlah aku,
berikan petunjuk bukakan mataku,
agar tak sering aku terpedaya,
tawaran nikmat apa atau siapa.

Cuba-cuba

Memang sukar untuk dipercaya,
Tiba tepuk ku bebunyi jua,
Ada intinya tika bersama,
Siap ramuannya secukup rasa.

Di sana ada bintang beribu,
sesekali berbisik-bisik padaku,
jangan biarkan ia berlalu,
kerjarkan ia kembali kepangkuanmu.

Cuba-cuba bukalah mata,
dongak ke atas melihat cahaya,
Benarkah apa ada kepalsuannya,
Adakah ia sudah beralih dari tempatnya.

Kini milik ku tiada lagi,
biarkan saja semua pergi,
nada ku lantang memecah besi,
Walau ku tahu tiada berisi.

Cuba-cuba bukalah mata,
tunduk ke bawah fikirlah seketika,
tetapkan pendirian jangankan leka,
Tinggikan ego tebalkan muka.

Apa Aku Bisa

Bebas engkau bermain,
Menghadiri kesunyianku,
Meranjau onak beningku.

Namun tidak kelihatan,
hadirnya diri ku,
dalam hati suci mu.

Apa aku bisa,
membaca sudut hatimu,
Benarkah kau menyintaiku?

Apa aku bisa,
Menenang hatiku tiap kali,
Berdepan denganmu.

Keresahan bermain denganku,
Di kala tidak bertemu,
Apakah aku slalu dihatimu?

Tak pantaskah aku,
menghantuimu, hanya aku,
akan selalu begitu,
sampai kapanpun.

Apa aku bisa,
tanpa ada tempat berpaut,
menunggu akan masa untuk,
aku tak terdaya lagi.

Uniknya Dirimu

Uniknya dirimu
Menarik takdir membayu
Umpama nyanyian yang syahdu

Membangkitkan sukmaku
Untuk terus memburu
Melariskan kisah hidupmu
Di dalam dadaku…

Betapa aku..
Terpegun pada mu
Tuk terus berdrama bersama ku
Selagi ada angin dan bayu..

Uniknya dirimu
Menarik takdir membayu
Umpama nyanyian yang syahdu

Puas aku menunggu
Apa yang ku tunggu
Akhirnya muncul di depan ku

Menyapa sukma ku
Melahirkan rasa uniknya
Warna warni kehidupan ini..

Uniknya dirimu..

Berselindung sebalik senyuman

Kira perhubungan itu mematikanmu
Tak akan ku sentuh akan cahayamu
Kiranya ia terpenting bagimu
Tak akan ku goyang akan keteguhan itu

Berselindung di sebalik senyuman
Sampai bila aku bisa menahan
Telah terlanjur aku mencintaimu
Tanpa ku sedar ia berlaku

Adakah mampu bagiku melepaskanmu
Setelah seluruh hatiku engkau miliki
Perginya dirimu tak mampu ku bayangkan
Kedudukanku bergelora tanpa henti

Untuk menutup apa ada kesulitan
Aku berselindung di setiap senyuman
Bersembunyi di setiap rintihan
Akan ku menahan sakitnya percintaan

Kesedarannya

Manusia tidak menyedarinya,
pemberian yang dikurnia,
melihat di satu sudutnya,
melayan nafsu semata.

Pernahkah terasa,
apa yang kau lakukan,
bisa mengubah pendirian,
akan tercabarnya pegangan.

Kata dilemparkan,
memberi satu tamparan,
mematahkan tonggak kekuatan,
Begitu berbisa patah perkataan.

Apa mereka tahu,
semua lalai dan leka,
membutakan setiap mata,
memulakan perbicaraan kata.

Jagalah dirimu,
jangan mudah terpedaya,
lakukan apa yang bermakna,
engkau lebih mengenalinya.